Mei 11, 2022

Pengertian Teori Kontraksi dan Jenis-jenisnya

teori kontraksi

Teori kontraksi yang terdapat di bumi merupakan bukti bahwa banyaknya fenomena alam yang terjadi seperti gempa bumi, tanah longsor hingga adanya penurunan permukaan tanah. Kemunculan beberapa kejadian tersebut, bumi dikatakan memiliki sifat yang tidak stabil atau sangat labil. Keberadaan aktivitas tenaga endogen dan eksogen dinilai sebagai pemicu berbagi fenomena itu.

Semakin berjalannya waktu jika diperhatikan dengan seksama dan secara mendetail terlihat bahwa setiap permukaan bumi mengalami perubahan bentuk. Adanya perubahan ini dikarenakan bentuk deformasi terhadap lapisan batuan yang merupakan penyusun kulit bumi menurut teori kontraksi. Sehingga munculnya gerakan dari berbagai macam kulit membuat para ahli menyebut banyak teori.

Pengertian Teori Kontraksi

Pengertian teori kontraksi adalah kajian ilmu pengetahuan dalam hal geografi yang menyebut bahwa kerak bumi bisa memunculkan peristiwa unik berupa pengerutan yang diakibatkan adanya proses pendinginan yang terjadi dalam perut bumi. Kondisi ini menyebabkan bentuk bumi menjadi tidak rata dan paling dapat terlihat dari permukaan luarnya.

Seperti yang diketahui bersama bahwa pendinginan yang muncul sudah terjadi dalam jangka waktu yang lama. Karena adanya massa panas bertemu dengan udara dingin memunculkan peristiwa pengerutan atau mengerut. Bukan tanpa alasan, fenomena dan kejadian ini disebabkan karena munculnya zat-zat berbeda di suatu tempat dan tempat lainnya.

Apa itu teori kontraksi juga bisa diartikan sebagai salah satu teori terkenal di dunia mengenai permukaan bumi dan ditemukan oleh Descrates sekitar tahun 1596-1650 lewat sebuah proses pendinginan yang dilakukan tepat di permukaan bumi. Teori ini juga menyebut adanya penyebab kemunculan relief yang berupa gunung, lembah hingga daratan lain yang berbentuk unik.

Berbanding terbalik dengan banyaknya ilmuwan yang mendukung kemunculan teori ini dan perkembangannya. Teori kontraksi justru banjir kritik, dengan dalih bahwa tidak ada penurunan suhu secara drastis dalam waktu singkat. Meskipun pada kenyataan bumi memiliki banyak unsur pijar, serta lapisan yang dinilai akan terus mengalami pergerakan karena beberapa penyebab.

Tokoh ahli pendukung dari teori kontraksi antara lain James Dana, Elie de Baumant, Harry H. Hess, hingga Robert Diesz. Tentunya para ahli ini menjelaskan bagaimana proses pembentukan hingga memunculkan adanya bukti dari fenomena teori kontraksi. 

Baca juga: Fakta Seputar Benua Australia, Ada Gurun Sampai Perekonomian

Jenis Teori Kontraksi

  • Teori Kontraksi (Contraction Theory, Theory of a Shrinking Earth)

Muncul di tahun 1847 teori kontraksi dikemukakan oleh James Dana dan Elie de Bauman, seorang tokoh ilmuwan geografi di Eropa. Menurut mereka kerak bumi akan terus mengalami pengerutan akibat pendinginan proses konduksi panas berlebihan di dalamnya. Tidak berhenti sampai disitu, karena pengerutan yang terjadi berdampak pada permukaan bumi yang tidak rata.

Meski begitu dalam perkembangannya, teori kontraksi mendapat kritikan oleh para geolog karena bumi tak mengalami penurunan suhu yang sangat cepat atau drastis. Hal itu mengarah ke pendapat bahwa terbentuknya gunung, lembah dan lain sebagainya butuh proses lama karena berhubungan dengan reaksi kimia mineral terhadap pergeseran kerak bumi.

  • Teori Konveksi

Menurut teori konveksi, aliran menuju ke arah vertikal dimulai dari lapisan atmosfer dengan sedikit kekentalan, hingga membuat kerak bumi terpengaruh dan mampu menyodok ke atas. Rambatan aliran ke dalam kerak bumi ini menimbulkan batuan pada kerak menjadi lunak, hingga menyebabkan permukaan bumi menjadi tidak rata.

Aliran konveksi muncul karena lapisan kerak memiliki temperatur yang lebih rendah ketimbang lapisan yang terdapat di dalamnya. Permukaan bumi bisa memiliki suhu yang tinggi, karena munculnya kondisi tersebut, sementara tinggi juga akan mengalir ke daerah dengan temperatur atau suhu lebih rendah dari sebelumnya.

  • Teori Pergeseran Dasar Laut

Robert Diesz merupakan seorang ahli Geologi dasar laut yang berasal dari Amerika Serikat, menyebutkan bahwa teori konveksi yang merupakan penelitian pada peta topografi memunculkan bukti baru terkait adanya pergeseran dasar laut. Pergeseran yang terjadi juga disebutkan mengarah ke punggung dasar laut.

Perlu diketahui bahwa adanya penentuan umur terhadap sedimen dasar laut memberi kesimpulan yang harus dicermati dengan seksama. Yakni teori ini hanya semakin jatuh dari punggung laut, di mana secara umum umurnya semakin tua. Berikut ini contoh nyata adanya geseran dasar laut yang juga sudah dikenal dunia.

  • Cost Pacific Rise
  • Mid Atlantic Ridge
  • Pacific Atlantic Ridge
  • Atlantic Atlantic Ridge
  • Teori Laurasia – Gondwana atau Teori Dua Benua

Teori Laurasia adalah teori yang menyebut bahwa permukaan bumi awalnya menunjukkan hanya ada dua benua, masing-masing di kedua tubuh permukaan bumi. Bena ini diberi nama gondwana dan laurentia, hingga pada akhirnya diketahui bahwa kedua benua ini terus mengalami pergerakan. Secara perlahan bergerak ke ekuator, kemudian pecah membentuk benua baru.

Benua Gondwanaland muncul terdiri dari benua Australia dan Amerika Serikat, bahkan dengan benua-benua lainnya juga menyatu hingga dinamakan benua laurasia. Banyak ahli yang kemudian memakai teori ini, khususnya terhadap permukaan benua yang terpisah-pisah dan jika disatukan menjadi kesatuan yang sangat baik.

  • Teori Apungan Benua

Ditemukan oleh Alfred Lothar Wegener di tahun 1912 dan ditemukan bahwa perkembangan bentuk permukaan bumi memiliki hubungan langsung dengan munculnya fenomena pergeseran benua secara perlahan. Benua sebenarnya dasar dari permukaan bumi, karena waktu dan aktivitas pergeseran ke arah barat hingga mencapai posisi ekuator saat ini.

Wegener menilai gerakan tersebut muncul akibat adanya rotasi bumi, rotasi pada bumi yang kemudian menghasilkan sebuah gaya bernama sentrifugal. Kemunculan gaya sentrifugal sangat berdampak pada gerakan, gerakan yang ada bahkan menjadi cenderung ke arah ekuator karena adanya gaya sentrifugal.

  • Teori Lempeng Tektonik

Teori lempeng tektonik adalah teori yang sempat dikemukakan oleh ahli geofisika asal Inggris, yakni Robert Parker dan Mckenzie. Teori yang dikemukakan keduanya memang sangat bisa diterima oleh semua para ahli geologi, litosfer hingga kerak bumi.Teori konveksi menyebutkan bahwa aliran yang keluar dari punggung laut kemudian melebar kedua sisinya.

Pembentukan kembali ke bentuk awal dialami bagian lain, meskipun tetap masuk ke dalam lapisan bumi yang tercampur materi lapisan lain. Area masuknya bentuk ini dinamakan dengan patahan atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan transform fault. Transform fault ini dibedakan dengan adanya pulau vulkanis hingga palung laut.

Demikian penjelasan mengenai teori kontraksi, mulai dari pengertian hingga jenis-jenis dari teori yang diyakini banyak orang ini. Sampoerna Academy menerapkan sistem dari kurikulum internasional, sehingga siswa tak hanya diberi materi secara tertulis. Namun memiliki kesempatan mempraktekkan materi yang sudah dipelajari sebelumnya.

Sampoerna Academy membawa harapan baru bagi para siswa yang ingin mengadu nasib tak hanya di dalam tetapi juga luar negeri. Berbekal ilmu pengetahuan dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, Sampoerna Academy dibantu tenaga pengajar yang berkualitas. Sehingga kepastian lulusan muncul dengan predikat terbaik tetap ada.

Referensi
Kompas – Teori Kontraksi