Pernah merasa bingung atau bahkan sedikit panik saat si kecil tiba-tiba menangis tanpa alasan yang jelas? Jangan buru-buru anggap itu nakal, ya. Justru sebenarnya, tangisan adalah cara mereka mengungkapkan perasaan yang belum bisa mereka ungkapkan dengan kata-kata.
Ms. Merlin, guru K1D Sampoerna Academy Medan Cipto, mengandaikan kemampuan anak mengatur emosinya seperti sebuah toples kosong tanpa tutup. Setiap emosi yang mereka rasakan ibarat bola-bola kecil yang dimasukkan ke dalam toples itu. Namun, karena belum bisa menahan semuanya, bola-bola itu tumpah keluar, dan tangisan atau tantrum adalah cara anak melepaskan “tumpahan” emosi tersebut.
Tapi tahukah Anda kalau ternyata ada beberapa jenis tangisan anak yang berbeda? Sebagai orang tua atau pengasuh, memahami jenis-jenis tangisan anak tersebut bisa membantu kita lebih tenang dan tahu bagaimana cara yang tepat untuk menanggapinya.
1. Tangisan Karena Terlalu Banyak Rangsangan
Saat lingkungan sekitar terlalu ramai atau terang, anak bisa jadi merasa kewalahan. Contohnya, ruangan yang terlalu bising, cahaya yang menyilaukan, atau aktivitas yang terlalu padat. Hal ini sering membuat mereka menangis sebagai cara melepaskan rasa tidak nyaman.
Kalau sudah begitu, coba beri mereka ruang yang lebih tenang. Bisa dengan meredupkan lampu, mengurangi suara, dan membiarkan si kecil punya waktu untuk menenangkan diri.
2. Tangisan Karena Cemas dan Takut Berpisah
Anak-anak kadang menangis karena mereka merasa sedih dan takut berpisah dengan orang tua atau pengasuhnya. Ini biasa disebut separation anxiety.
Di momen seperti ini, yang paling penting adalah kita tetap tenang dan memberi rasa aman. Berikan mereka pelukan hangat dan kata-kata penuh kasih yang menenangkan hati.
3. Tangisan Karena Kelelahan
Saat anak mulai terlihat mengantuk, seperti sering menguap, mengucek mata, atau gerakannya melambat, itu tanda mereka butuh istirahat. Kalau sudah begitu, biasanya mereka jadi gampang rewel dan menangis.
Untuk membantu anak rileks, coba ajak mereka dengarkan musik yang menenangkan atau ceritakan dongeng favorit. Cara-cara ini bisa membuat mood mereka kembali ceria dan siap lanjut beraktivitas.
4. Tangisan Karena Lapar
Tahukah Anda bahwa si kecil butuh asupan makanan sekitar setiap 2-3 jam agar mood dan energinya tetap terjaga? Kalau mereka lapar, sering kali tangisan menjadi cara mereka memberi tahu kita.
Karena itu, pastikan anak sudah makan dengan cukup, mulai dari menyantap sarapan yang bergizi sebelum berangkat sekolah, sampai bawakan bekal sehat yang bisa mereka nikmati saat di kelas. Ini bisa membantu mereka tetap semangat dan tidak rewel.
Bantu Anak Tumbuh dengan Emosi yang Sehat dan Terarah
Memahami tangisan anak adalah langkah awal untuk membangun kedekatan dan membantu mereka mengenali emosinya sendiri. Ketika anak merasa didengar dan dipahami, mereka pun tumbuh jadi pribadi yang lebih tenang, percaya diri, dan siap menghadapi berbagai tantangan hidup.
Di Sampoerna Academy, proses ini menjadi bagian penting dari perjalanan belajar. Guru-guru kami tidak hanya mengajar, tapi juga mendampingi anak mengembangkan kecerdasan emosional dalam lingkungan yang penuh kasih dan empati.
Ingin anak tumbuh jadi pembelajar yang tangguh dan punya kendali atas emosinya? Yuk, isi formulir pendaftaran di bawah dan temukan pengalaman belajar yang bermakna di Sampoerna Academy.