Fenomena father absence dalam pengasuhan anak telah menjadi isu serius di Indonesia. Kondisi ini pada dasarnya terjadi ketika seorang ayah tidak hadir secara fisik maupun emosional dalam kehidupan anak.
Ketidakhadiran ayah dalam kehidupan anak bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang cukup kompleks. Selain faktor eksternal seperti perceraian atau tuntutan pekerjaan, faktor internal seperti kurangnya rasa percaya diri atau keterbatasan waktu akibat tekanan ekonomi juga turut berperan.
Tidak hanya itu, budaya patriarki yang masih dominan sering kali memperkuat pandangan bahwa pengasuhan anak adalah tanggung jawab utama ibu.
Berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, jumlah anak di Indonesia yang tinggal hanya dengan ibu mereka mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2009 hingga 2018.
Dari 5,61% pada tahun 2009, angka ini terus meningkat hingga mencapai 8,34% pada tahun 2018. Hal ini mengindikasikan semakin banyak anak yang mengalami father absence dalam kehidupan mereka.
Bahkan, meskipun ada anak yang tinggal bersama ayah, laporan "State of the World's Fathers" yang dirilis oleh Rutgers Indonesia menunjukkan bahwa tidak semua anak mendapatkan pengasuhan langsung dari ayah mereka. Sering kali, tanggung jawab pengasuhan sehari-hari justru dilimpahkan kepada anggota keluarga perempuan lainnya.
Minimnya peran ayah dalam pengasuhan anak tentu dapat memberikan berbagai dampak yang tidak bisa diremehkan bagi anak, mulai dari penurunan prestasi akademik, self-esteem yang rendah, hingga masalah kesehatan mental.
Dampak Minimnya Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan Anak
1. Prestasi Akademis Anak Rendah
Anak-anak yang tumbuh tanpa keterlibatan ayah yang cukup sering kali mengalami kesulitan dalam bidang akademis. Kurangnya dorongan dan motivasi dari sosok ayah membuat mereka sulit berkonsentrasi dan merasa bahwa prestasi akademik bukanlah prioritas utama.
Akibatnya, mereka juga kesulitan mengikuti pelajaran serta menyelesaikan tugas-tugas sekolah, dan pada akhirnya berdampak pada penurunan prestasi akademik mereka secara keseluruhan.
2. Self-esteem Rendah & Minder
Peran ayah yang kurang juga berdampak pada rendahnya self-esteem atau rasa percaya diri anak. Terutama bagi anak laki-laki, sosok ayah sangat penting dalam membentuk identitas dan harga diri.
Ketika ayah tidak hadir untuk memberikan dukungan, perhatian, dan kasih sayang, anak dapat merasa tidak berharga, minder, atau bahkan kurang percaya diri.
3. Kesulitan Menjalin Hubungan dengan Lawan Jenis
Kehadiran ayah dalam keluarga sangat penting untuk membantu anak memahami dinamika hubungan dengan lawan jenis. Anak perempuan membutuhkan sosok ayah untuk belajar tentang bagaimana menghargai diri sendiri dan apa yang harus mereka harapkan dari sebuah hubungan romantis.
Sebaliknya, anak laki-laki belajar bagaimana memperlakukan perempuan dengan hormat dan membangun hubungan yang sehat dengan mengamati interaksi antara ayah dan ibu.
4. Rentan Mengalami Gangguan Psikologis
Anak-anak yang tumbuh tanpa keterlibatan ayah juga lebih rentan mengalami berbagai masalah psikologis, seperti kecemasan, depresi, atau masalah perilaku.
Hal ini karena ketidakhadiran ayah dapat membuat anak merasa kesepian, kurangnya rasa aman, dan kehilangan sosok pelindung sehingga dapat mengakibatkan gangguan psikologis dalam jangka panjang.
5. Berpotensi Melakukan Kejahatan
Penelitian telah menunjukkan adanya hubungan antara kurangnya peran ayah dalam pengasuhan dan peningkatan risiko perilaku kriminal pada anak.
Hilangnya figur ayah sebagai panutan moral dan disiplin membuat anak cenderung kurang memiliki rasa tanggung jawab dan pengendalian diri, sehingga mereka lebih mudah terdorong melakukan tindakan kriminal.
Pentingnya Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan Anak
1. Meningkatkan Kecerdasan
Ayah yang aktif terlibat dalam kegiatan sehari-hari anak, seperti bermain dan membaca buku, dapat merangsang perkembangan kognitif anak. Tidak hanya itu, ayah juga dapat membantu anak mengasah kemampuan berpikir kritis dan problem solving.
2. Meningkatkan Kemampuan Bersosialisasi
Anak-anak yang memiliki hubungan yang baik dengan ayahnya cenderung lebih mudah bergaul dengan teman sebaya dan orang dewasa. Keterlibatan ayah mengajarkan anak bagaimana berinteraksi dengan orang lain, menghormati perbedaan, dan membangun hubungan sosial yang sehat.
3. Meningkatkan Kepercayaan Diri
Dukungan emosional dari ayah sangat penting dalam membangun rasa percaya diri anak. Ketika anak merasakan kasih sayang dan penerimaan dari ayah, mereka akan merasa lebih aman dan percaya diri untuk menghadapi berbagai macam tantangan. Pada akhirnya, mereka pun akan tumbuh menjadi individu yang percaya diri dan mandiri.
4. Tanggung Jawab & Problem Solving
Ayah sering kali berperan dalam mengajarkan anak tentang tanggung jawab dan cara memecahkan masalah. Melalui contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari, ayah membantu anak mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan pengambilan keputusan yang tepat.
5. Mencegah Risiko Gangguan Kejiwaan
Kehadiran ayah yang suportif dan perhatian dapat mencegah anak dari risiko gangguan kejiwaan. Anak-anak yang merasa memiliki dukungan emosional dari kedua orang tua, terutama ayah, cenderung memiliki tingkat stress yang rendah dan kestabilan mental yang lebih baik.
Apa yang Bisa Dilakukan Ayah?
1. Bermain dan Bercerita
Salah satu cara terbaik untuk membangun ikatan emosional dengan anak adalah melalui bermain dan bercerita. Aktivitas ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga menjadi kesempatan untuk mengajarkan nilai-nilai moral, kebijaksanaan hidup, dan keterampilan sosial secara tidak langsung.
2. Menunjukkan Kasih Sayang secara Fisik
Terkadang, ayah cenderung lebih jarang menunjukkan kasih sayang secara fisik dibandingkan ibu. Padahal, pelukan, tepukan di pundak, atau sekadar sentuhan lembut dari ayah sangat penting bagi perkembangan emosional anak. Anak yang merasa dicintai secara fisik cenderung memiliki ikatan yang lebih kuat dengan ayahnya.
3. Membantu Anak dengan Tugas Sekolah
Ayah juga bisa terlibat dalam pengasuhan dengan mendampingi anak mengerjakan tugas sekolah. Ini bukan hanya membantu anak memahami materi pelajaran, tetapi juga menunjukkan bahwa ayah peduli terhadap pendidikan anak dan siap memberikan dukungan kapanpun diperlukan.
4. Menghadiri Acara Sekolah
Keterlibatan ayah di acara sekolah, seperti rapat orang tua atau pentas seni, memiliki dampak positif yang besar pada anak. Dengan melihat ayah hadir untuk mendukung mereka, anak akan merasa dihargai dan dicintai, sehingga meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi untuk berprestasi.
5. Menjadi Role Model yang Baik
Ayah adalah panutan bagi anak. Melalui tindakan sehari-hari, ayah mengajarkan anak tentang tanggung jawab, integritas, jujur, dan kerja keras. Contoh-contoh positif ini menjadi pedoman bagi anak dalam mengembangkan nilai-nilai moral yang baik.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian sebelumnya, peran ayah dalam keluarga sangatlah penting. Ayah tidak hanya berperan sebagai pencari nafkah, tetapi juga sebagai pendidik, teman bermain, dan sumber dukungan emosional bagi anak.
Keterlibatan aktif ayah dalam pengasuhan anak dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak secara keseluruhan.
Sampoerna Academy sangat mendukung keterlibatan aktif orang tua, terutama ayah, dalam proses tumbuh kembang anak. Hal ini terlihat dari berbagai program inovatif yang telah kami adakan, seperti parent-teacher conferences yang memfasilitasi komunikasi terbuka antara orang tua dan guru untuk memantau perkembangan anak, serta family sports day yang mendorong partisipasi aktif keluarga dalam kegiatan bersama anak di sekolah.
Adapun, dengan program ini, Sampoerna Academy berkomitmen untuk menciptakan lingkungan belajar yang nyaman sekaligus dapat memperkuat ikatan emosional antara anak dan orang tua demi perkembangan anak yang optimal.
Bagi orang tua yang sedang mencari pendidikan internasional terbaik untuk anaknya, Sampoerna Academy adalah pilihan yang tepat. Dengan kurikulum berfokus pada STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics) dan lingkungan pembelajaran yang mendukung keterlibatan penuh keluarga, Sampoerna Academy tidak hanya mempersiapkan anak untuk menjadi individu cerdas secara akademis, tetapi juga berkarakter kuat dan siap menghadapi tantangan global.
Jadi, segera hubungi kami sekarang dan daftarkan anak Anda ke Sampoerna Academy untuk mendapatkan akses pendidikan internasional berkualitas!