Masa remaja adalah fase perkembangan yang penuh tantangan, karena anak mengalami perubahan fisik dan emosional. Jika pengelolaannya kurang tepat, anak mungkin bisa merasa tidak nyaman untuk terbuka kepada orang tua. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami parenting remaja, agar hubungan dengan anak bisa saling terbuka.
Rentang usia remaja berkisar antara 10 sampai 13 tahun. Orang tua sering kesulitan menyesuaikan diri pada tahap ini. Mengetahui perkembangan remaja berdasarkan usia, akan memudahkan orang tua mencari cara terbaik untuk berkomunikasi dengan anak. Lantas, bagaimana cara mendidik anak di usia remaja? Yuk, simak tips suksesnya!
1. Bangun Komunikasi yang Jujur dan Terbuka
Kunci sukses dalam parenting remaja adalah membangun komunikasi yang jujur dan terbuka. Remaja cenderung lebih tertutup, jika merasa tidak didengar atau dihakimi sebelum memberikan penjelasan. Sebagai orang tua, penting untuk menyediakan ruang agar anak merasa nyaman berbicara.
Cara praktis yang bisa dilakukan yaitu mendengarkan pendapat anak tanpa interupsi, memberikan respon dengan berempati, dan tidak langsung mengkritik. Komunikasi efektif sangat membantu orang tua peka terhadap kebutuhan serta kekhawatiran anak usia remaja.
2. Hormati Privasi Anak
Meskipun orang tua selalu ingin memastikan keamanan anak, parenting remaja yang baik akan tetap menghormati privasi anak. Remaja membutuhkan ruang untuk mencari jati diri, belajar bertanggung jawab atas dirinya sendiri, termasuk dalam mengambil keputusan kecil.
Terlalu sering memeriksa ponsel atau memaksa anak berbicara, justru membuatnya merasa tidak mendapatkan kepercayaan penuh. Daripada mengintai diam-diam, sebaiknya orang tua mencoba menciptakan lingkungan yang memungkinkan anak bercerita dengan sukarela.
3. Jangan Terlalu Mengekang atau Membebaskan Anak
Keseimbangan termasuk menjadi hal pokok dalam mendidik anak. Terlalu protektif atau membebaskan, akan berdampak negatif. Berdasarkan jurnal penelitian Aksiologi, orang tua overprotektif cenderung membuat anak kurang percaya diri, meninggalkan tanggung jawab, dan sulit bersosialisasi.
Membiarkan anak terlalu bebas tanpa batasan juga berisiko. Lingkungan sekitar berpengaruh besar terhadap pola pikir dan rasa ingin mencoba bisa membawa pada salah pergaulan. Maka dari itu, penting untuk orang tua memberikan batasan kebebasan, agar anak tetap berada pada jalan yang benar.
4. Sepakati Aturan dan Sanksi yang Tegas
Parenting remaja membutuhkan peraturan masuk akal serta sanksi yang adil, apabila terjadi pelanggaran. Dengan demikian, anak akan belajar untuk memahami konsekuensi dari setiap pilihan tindakannya. Orang tua juga perlu melibatkan anak dalam pembuatan aturan, agar merasa dihargai dan lebih bertanggung jawab.
Misalnya, jika terlambat pulang tanpa pemberitahuan, maka anak kehilangan waktu bermain di akhir pekan. Penjelasan mengenai sanksi disampaikan orang tua dengan bahasa yang lembut, agar anak bisa menerima. Konsistensi dalam menerapkan aturan dan sanksi ini akan menciptakan pribadi disiplin.
5. Jadilah Contoh yang Baik
Bagaimana menghadapi anak remaja yang nakal? Anak usia remaja cenderung belajar dari tindakan, daripada kata-kata. Jika ingin anak menunjukkan sikap baik, maka orang tua harus menjadi teladan. Tunjukkan nilai positif melalui perilaku sehari-hari, seperti mengelola emosi, memprioritaskan keluarga, atau menghormati orang lain.
Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya selalu menjaga sopan santun. Cara paling sederhana yaitu menghindari berkata kasar atau membentak anak ketika melakukan kesalahan. Begitu pula dalam hal kedisiplinan dan kejujuran, anak akan meniru kebiasaan harian orang tua di rumah.
6. Beri Dukungan Emosional yang Cukup
Suasana hati para remaja mudah berubah drastis, akibat pengaruh hormon. Oleh karena itu, dukungan emosional dari orang tua sangat berarti. Parenting remaja yang tepat adalah mendengarkan keluh kesah anak saat menghadapi masalah. Curahkan perhatian penuh, tanpa menghakimi dan coba pahami sudut pandang anak.
Berikan pelukan, kata-kata menenangkan, atau sekedar kehadiran orang tua untuk menunjukkan bahwa anak tidak sendirian. Jika kesulitan dalam menghadapi emosi yang naik turun, orang tua bisa mempelajari tips menghadapi mood swing remaja untuk mendukung kesehatan mental anak.
7. Ajarkan Cara Mengelola Emosi
Mengelola emosi adalah keterampilan utama yang sebaiknya anak kuasai sejak dini. Remaja sering kesulitan memahami dan mengungkapkan emosi secara benar. Orang tua harus bisa memberikan contoh tentang bagaimana tata cara mengelola emosi yang sehat.
Ajarkan teknik relaksasi sederhana, seperti menarik napas panjang atau menenangkan diri sebelum bereaksi. Orang tua juga harus menjelaskan kepada anak terkait manfaat dari mengekspresikan emosi dalam bentuk verbal. Salah satunya yaitu bisa melegakan perasaan, tanpa melampiaskannya melalui perilaku negatif.
8. Bekali Anak dengan Informasi tentang Pergaulan Remaja
Pergaulan remaja semakin kompleks di era digital saat ini. Dalam parenting remaja, orang tua berperan krusial membimbing anak memilih teman dan menjauhi perilaku menyimpang. Bantu anak memahami konsekuensi dari setiap pilihan tindakannya, seperti dampak merokok, minuman beralkohol, atau narkoba.
Berikan juga edukasi tentang hubungan yang sehat dan bagaimana menghargai diri sendiri. Orang tua perlu menambah wawasan mengenai pergaulan sehat remaja, agar bisa memberikan panduan yang selaras dengan norma dan agama. Dengan demikian, anak lebih percaya diri untuk mengatakan ‘tidak’ pada hal yang tidak sesuai nilainya.
Sampoerna Academy Memberikan Pendidikan Anak yang Terbaik
Membesarkan anak yang menginjak usia remaja memang penuh tantangan. Namun, orang tua bisa menerapkan parenting remaja yang tepat, mulai dari membangun komunikasi yang jujur dan terbuka hingga membekali anak informasi perihal pergaulan remaja. Agar membantu anak tumbuh dengan mandiri dan bertanggung jawab.
Selain itu, lembaga pendidikan juga penting untuk memberikan bekal anak untuk menghadapi dinamika kehidupan di masa depan. Jika Anda sedang mencari pendidikan terbaik yang bisa mendukung tumbuh kembang anak secara optimal, Sampoerna Academy adalah solusinya.
Sampoerna Academy mempersiapkan masa depan siswa yang cemerlang, dengan kurikulum berstandar internasional, serta pendekatan berbasis teori, eksperimen, dan STEAM project. Lebih daripada itu, sekolah swasta internasional ini juga membuka jalan lebar bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke luar negeri.
Sampoerna Academy memastikan siswa tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki keterampilan yang bisa menunjang kesuksesan. Yuk, daftarkan anak Anda!