April 9, 2022

Memahami Fenomena Revolusi Bumi Beserta Akibatnya

akibat revolusi bumi

Pernahkah kalian menyadari mengapa siklus terjadinya perubahan hari dari zaman dulu hingga sekarang selalu konstan berlangsung selama 24 jam. Kemudian, mengapa musim hujan selalu muncul pada periode bulan tertentu dan musim panas juga demikian. Hal itu bisa terjadi karena sesuatu yang dinamakan dengan revolusi bumi. Apa itu revolusi bumi? 

Pengertian Revolusi Bumi

Revolusi bumi merupakan peredaran bumi untuk mengelilingi matahari. Lintasan bumi untuk berevolusi itu disebut dengan orbit bumi. Orbit bumi ini berbentuk elips. Dalam peredarannya, bumi tidak mungkin keluar jalur dari orbitnya. 

Selain sebagai lintasan, orbit juga berfungsi untuk menentukan lamanya waktu untuk beredar atau berevolusi. Makin jauh jarak dari matahari, maka semakin lama pula suatu planet berevolusi. Bumi membutuhkan waktu hingga sekitar 365,25 hari atau setahun untuk melakukan sekali peredaran. 

Baca juga: Pengertian dan Proses Terjadinya Gerhana Bulan

Dampak  atau Akibat dari Revolusi Bumi

  1. Pergantian Musim

Dampak dari peredaran bumi yang pertama adalah terjadinya pergantian musim di berbagai belahan. Musim di bumi sendiri terbagi menjadi empat macam, yaitu musim dingin, musim panas, musim gugur, dan musim semi.

Namun, di Indonesia hanya memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan hujan saja karena wilayahnya yang dilewati oleh garis khatulistiwa. 

Peristiwa pergantian musim ini bisa terjadi karena pada dasarnya matahari tidak terus-terusan menyinari bumi, karena bumi yang terus berputar. Karena perputaran itu terus berulang-ulang, maka perubahan musim pun akhirnya terjadi sesuai dengan tanggal tertentu. Yaitu: 

Musim di Wilayah Utara Bumi

  • Musim Semi terjadi pada 21 Maret – 21 Juni 
  • Musim Panas terjadi pada 21 Juni – 23 September.
  • Musim Gugur terjadi pada  23 September – 22 Desember.
  • Musim Dingin terjadi pada 22 Desember – 21 Maret.

Musim di Wilayah Selatan Bumi

  • Musim Panas terjadi pada 22 Desember – 21 Maret.
  • Musim Gugur terjadi pada 21 Maret – 21 Juni.
  • Musim Dingin terjadi pada  21 Juni – 23 September.
  • Musim Semi terjadi pada 23 September – 22 Desember.

Sementara di Indonesia yang hanya terjadi dua pergantian musim saja, musim kemarau terjadi pada bulan April hingga Oktober, sedangkan musim hujan terjadi dari Oktober hingga April. 

Namun demikian, pergantian musim di zaman sekarang ini sudah tidak menentu. Hal tersebut diyakini karena kondisi dari bumi yang juga sudah mengalami perubahan akibat perkembangan zaman. 

  1. Perbedaan Durasi Waktu Siang dan Malam

Fungsi dari revolusi bumi ini menjawab pertanyaan tentang mengapa waktu siang dan malam di berbagai daerah berbeda-beda. Misalnya, di Indonesia umumnya malam hari pada Waktu Indonesia Barat dimulai sejak pukul 18.00 hingga 05.00 WIB. Berbeda dengan negara lain yang durasi malamnya lebih singkat. 

Selain itu, salah satu daerah yang perbedaan durasi siang dan malamnya sangat signifikan di Kutub Utara dan Kutub Selatan. Di kedua kutub tersebut durasi malam dan siang hari bisa mencapai 24 jam.

Hal tersebut bisa terjadi karena kemiringan dari sumbu bumi yang mengakibatkan durasi siang dan malam hari di tiap daerah  berbeda. 

Pada tanggal-tanggal tertentu, durasi dari siang hari dan malam hari di berbagai daerah mengalami kondisi tertentu, yaitu: 

  • 21 Maret – 23 September

Kutub Selatan terletak jauh dari matahari, sedangkan Kutub Utara berada di dekat matahari. Hal itu menyebabkan wilayah utara bumi akan merasakan paparan sinar matahari lebih banyak dibandingkan selatan, sehingga menyebabkan wilayah di belahan bumi bagian utara merasakan siang lebih lama. 

Wilayah yang berada di dekat Kutub Utara mengalami siang selama 24 jam, sedangkan di wilayah Kutub Selatan mengalami malam selama 24 jam. 

Pada tanggal 21 Juni menjadi posisi paling dekat Kutub Utara dengan matahari

  • 23 September – 21 Maret

Kutub Selatan akan terletak lebih dekat dengan matahari, sedangkan Kutub Utara menjauhi matahari. Hal itu menyebabkan Kutub Selatan lebih banyak disinari matahari dan menyebabkan siangnya selama 24 jam. Sedangkan Kutub Utara mengalami malam sampai 24 jam. 

Posisi terdekat Kutub Selatan dengan matahari adalah pada tanggal 22 September di mana matahari geser hingga 23,5 derajat ke arah selatan. 

  • 21 Maret – 23 Desember

Baik Kutub Utara maupun Kutub Selatan memiliki jarak dengan matahari sama jauhnya. Sehingga kedua kutub tersebut mendapatkan sinar matahari yang sama dan mengakibatkan durasi siang dan malam di wilayah sekitar Kutub Utara dan Selatan sama. 

  1. Gerak Semu Tahunan Matahari

Gerak semu tahunan matahari adalah perubahan posisi dari matahari sepanjang tahun. Gerakan ini disebut gerakan semu karena matahari seolah-olah bergeser dari utara menuju ke selatan atau sebaliknya. Padahal, matahari sesungguhnya tidak bergerak, tetapi bumi yang mengitarinya. . 

Gerak semu ini adalah salah satu faktor yang menyebabkan durasi malam-siang di tiap daerah berbeda, serta pergantian musim di berbagai daerah. 

Wilayah yang terpapar sinar matahari lebih banyak akan mengalami siang hari yang lebih lama dan mengalami musim panas, begitu sebaliknya. Jika sinar matahari hanya sedikit, maka malam akan terasa lama dan mengalami musim dingin. 

Gerak semu tahunan matahari bisa terjadi karena peristiwa peredaran bumi dan juga rotasi yang dilakukan bumi terhadap sumbunya yang memiliki kemiringan 23,5 derajat. Oleh sebab itu, perbedaan penyinaran matahari tiap wilayah berbeda. 

Gerak semu matahari ini terjadi tiap tiga bulan, berikut rinciannya: 

  • 21 Maret – 21 Juni

Matahari terletak di garis khatulistiwa dan mulai melakukan pergerakan 23,5 derajat  ke arah Garis Balik Utara (GBU).

  • 21 Juni – 23 September

Matahari kembali lagi ke garis khatulistiwa

  • 23 September – 22 Desember

Matahari kemudian bergerak ke arah Garis Balik Selatan dari Garis Khatulistiwa sebesar 23,5 derajat.

  • 22 Desember – 21 Maret

Matahari kembali lagi ke garis khatulistiwa.

  1. Munculnya Rasi Bintang

Rasi Bintang merupakan suatu kumpulan  bintang yang membentuk suatu pola di atas langit. Secara kasat mata, bintang-bintang itu tampak seperti saling berdekatan, padahal sebenarnya letak bintang-bintang itu berjauhan. 

Akibat atau dampak dari revolusi bumi menyebabkan rasi bintang di tiap wilayah bumi terlihat berbeda dan tampak berubah. Misalnya, wilayah utara bumi hanya bisa melihat rasi bintang yang muncul di utara, dan selatan hanya bisa menyaksikan rasi bintang yang ada di selatan. Begitu pula dengan wilayah yang lainnya. 

Rasi bintang ini diklaim ada 88 jenisnya. Namun, ada beberapa rasi yang terkenal seperti misalnya, Scorpius, Leo, Orion, Ursa Major, dan Ursa Minor. Seluruh rasi bintang itu diberi nama karena latar belakangnya yang berbeda-beda. 

Rasi bintang ini juga kerap dikaitkan dengan kepercayaan mengenai zodiak, sebab nama-nama zodiak itu berdasarkan nama rasi bintang, seperti pisces (ikan), cancer (kepiting), scorpio (kalajengking) dan lain sebagainya. 

  1. Gerhana Bulan

Gerhana bulan bisa terjadi akibat revolusi matahari karena pada dasarnya ukuran dari matahari lebih besar dibanding planet lainnya, termasuk bumi. 

Kemudian ketika bumi melakukan revolusi dan berada pada posisi yang sejajar dengan bulan dan matahari, yang terjadi adalah cahaya matahari yang seharusnya menyinari bulan ditutupi oleh bumi. Alhasil gerhana bulan pun terjadi.

Gerhana bulan ini terbagi menjadi tiga macam, yaitu gerhana bulan total, gerhana bulan sebagian, dan gerhana bulan penumbra. 

  1. Gerhana Matahari

Jika gerhana matahari terjadi ketika bumi berada di antara matahari dan bulan, maka berbeda dengan gerhana matahari. Gerhana matahari terjadi ketika bulan berada di tengah-tengah antara matahari dengan bumi. 

Posisi tersebut menyebabkan matahari seolah-olah tertutup oleh bulan. Meskipun ukuran bulan jauh lebih kecil dibanding matahari, tetapi karena posisi bulan yang dekat ke bumi membuat bulan bisa menutup matahari sepenuhnya maupun sebagian. 

Gerhana matahari terbagi menjadi empat macam, yaitu gerhana matahari total, gerhana matahari sebagian, gerhana matahari cincin, dan gerhana matahari hibrid. 

  1. Penetapan Kalender Masehi

Hari, tanggal, bulan, tahun yang kita rasakan sekarang ini sebenarnya didasarkan pada revolusi bumi. Hal itu disebut sebagai kalender masehi. 

Kalender masehi ini perhitungannya adalah: 

  • Setahun sama dengan 365 seperempat hari. Tetapi ada satu tahun yang 366 hari, itu disebabkan karena logikanya setiap empat tahun seperempat hari itu juga dikalikan menjadi sehari. Tahun yang memiliki 366 hari itu disebut dengan tahun kabisat. 
  • Durasi satu hari adalah 24 jam.

Demikianlah pembahasan mengenai peredaran bumi terhadap matahari atau yang disebut dengan revolusi bumi. 

Materi seperti dampak atau akibat revolusi bumi ini akan lebih mudah dipahami dengan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda, salah satunya adalah dengan menggunakan sumber daya digital terbaik. 

Sampoerna Academy menjadi tempat yang tepat bagi para siswa untuk mendapatkan metode pembelajaran yang berbeda dibanding sekolah lainnya untuk bisa melakukan riset dan mengakses informasi maupun ilmu pengetahuan. 

Selain bisa memahami lebih jelas, sumber daya digital terbaik ini juga membuat siswa Sampoerna Academy bisa belajar dengan lebih nyaman baik di dalam maupun di luar kelas.

Referensi
Akupintar.id – Akibat revolusi bumi bagi kehidupan