April 8, 2022

Pengertian dan Proses Terjadinya Gerhana Bulan

gerhana bulan full

Di alam semesta ini banyak sekali fenomena-fenomena yang terjadi. Salah satunya ialah gerhana bulan. Gerhana bulan terjadi saat posisi bumi ada di antara matahari dan bulan. Dengan begitu, bumi menutup cahaya matahari ke bulan. Lalu apa saja jenis-jenis gerhana bulan yang terjadi? Dan apa saja fakta-fakta mengenai gerhana bulan? Yuk simak penjelasan lengkapnya di sini.

Pengertian Gerhana Bulan

Solar eclipse photomontage

Gerhana bulan merupakan fenomena ketika bulan ditutupi oleh bayangan bumi, entah itu sebagian maupun keseluruhan. Gerhana bulan ini bisa diamati tanpa menggunakan alat khusus seperti teleskop atau teropong. 

Sederhananya, proses gerhana bulan ini terjadi  ketika bumi berada di antara matahari dan bulan. Bulan mengitari bumi, sedangkan bumi mengitari matahari. Kemudian saat ditarik gari bumi ada di tengah-tengah antara matahari dan bulan. Oleh sebab itu, cahaya matahari ke bulan tertutup oleh bumi. 

Seperti diketahui, bulan bisa terlihat bersinar di malam hari karena memantulkan cahaya matahari, tetapi ketika gerhana, cahaya yang seharusnya membuat bulan bersinar tertutup oleh bumi. Proses terjadinya gerhana bulan itu selalu terjadi pada sore hingga malam hari. 

Bayangan bumi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu umbra dan penumbra. Umbra merupakan bayangan inti, sedangkan penumbra adalah bayangan kabur.

Jenis-jenis Gerhana Bulan

Gerhana Bulan

Ada tiga jenis terjadinya gerhana bulan. Antara lain: 

  1. Gerhana Bulan Total

Gerhana bulan total adalah gerhana yang terjadi ketika seluruh bayangan umbra jatuh menutupi bulan seutuhnya. Dengan kata lain, posisi bumi saat itu tepat berada satu garis yang sama di antara matahari dan bulan. 

Gerhana bulan total juga disebut dengan fenomena super blood moon karena bulan memunculkan warna merah. Warna merah itu bergantung pada ketebalan dari partikel atmosfer bumi yang bisa ditembus oleh cahaya. 

  1. Gerhana Bulan Sebagian

Gerhana bulan sebagian ini terjadi ketika tidak semua bagian umbra menutupi bulan. Dengan kata lain, sebagian dari permukaan bulan berada pada daerah penumbra sehingga masih ada bagian bulan yang mampu memantulkan sinar matahari.

  1. Gerhana Bulan Penumbra

Gerhana bulan penumbra ini terjadi saat semua bagian dari bulan berada di penumbra yang membuat masih terlihat tetapi warnanya cenderung samar-samar dan terkesan suram.. 

Namun, fenomena gerhana bulan penumbra ini jarang ditemui dibanding yang lainnya.

Momen Terjadinya Gerhana Bulan

Fenomena gerhana bulan umumnya terjadi nyaris dua abad sekali, yaitu tepatnya 195 tahun sekali. Pada tahun 2021, sempat terjadi pada tanggal 26 Mei 2021. Dalam fenomena itu, BMKG menjelaskan proses terjadinya gerhana bulan. 

  1. Fase (P1) Awal Gerhana Bulan

Gerhana bulan mulai terlihat di Papua bagian tengah pada pukul 17.46.12 WIT. Ketika itu Provinsi Papua dapat menyaksikan proses terjadinya gerhana bulan.

  1. Fase (U1) Gerhana Bulan Sebagian

Kemudian pada pukul 18.44.38 WIT, gerhana melintasi Pulau Sulawesi dan Nusa Tenggara. Di wilayah itu, masyarakat dapat menyaksikan gerhana bulan sebagian. 

  1. Fase (U2) Gerhana Bulan Total

Pada pukul 20.09.21 WIT, gerhana kemudian melintasi Provinsi Riau dan Sumatera Barat. Saat itu, seluruh masyarakat Indonesia (kecuali sebagian wilayah di Riau, Sumut, Sumbar, dan Aceh) dapat menyaksikan awal proses terjadinya gerhana bulan total. 9 Menit berselang, tepatnya pada 20.18.43 WIT, fase puncak gerhana bulan terjadi dan bisa disaksikan di semua wilayah di Indonesia kecuali sebagian daerah di Riau, Sumbar, Sumut, dan Aceh. 

  1. Fase (U3) Gerhana Bulan Total

Pada pukul 20.28.05 WIT, gerhana berakhir dan membela Sumatera Utara. Masyarakat Indonesia kecuali sebagian wilayah di Sumut dan Aceh bisa menyaksikan peristiwa terjadinya gerhana bulan total.

  1. Fase (U4) Gerhana Bulan Sebagian

Gerhana berakhir pada pukul 21.52.48 WIT dan ketika itu gerhana dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia.

  1. Fase (P4) Gerhana Bulan

Satu jam kemudian gerhana bisa disaksikan di seluruh wilayah Indonesia dan gerhana berakhir. 

Dengan demikian, proses terjadinya gerhana sejak awal hingga akhir berlangsung sekitar 5 jam 5 menit 2 detik. Selama itu, gerhana bulan total terjadi selama 18 menit 44 detik. 

Fakta-fakta Gerhana Bulan

Gerhana bulan kerap dikaitkan dengan isu-isu mengenai fenomena sains maupun supranatural. Memang ada beberapa isu yang bisa dibenarkan, tetapi ada pula rumor yang ternyata salah terkait dengan gerhana bulan. Seperti: 

  • Gerhana bulan bisa disaksikan dengan mata telanjang. 

Perlu diketahui bahwa menyaksikan gerhana bulan dengan mata telanjang tidak akan memengaruhi kesehatan mata. Bahkan hal itu telah dijelaskan dalam penelitian dunia medis. 

Fenomena yang tidak boleh disaksikan dengan mata telanjang sebenarnya adalah gerhana matahari, bukan gerhana bulan. Tanpa menggunakan alat bantu ketika menyaksikan gerhana matahari terbukti dapat mencederai retina mata. 

  • Gerhana bulan tidak membahayakan bagi ibu hamil

Rumor lain menyebutkan bahwa gerhana bulan berbahaya bagi ibu hamil. Rumor itu menyatakan bahwa apabila seorang ibu yang melahirkan ketika gerhana bulan terjadi akan memengaruhi kesehatan si bayi yang baru dilahirkan. Padahal, hal tersebut terbukti tidak benar. Gerhana bulan sama sekali tidak memengaruhi ibu hamil

  • Tak ada kaitan antara gerhana bulan dengan kesehatan mental

Fenomena gerhana bulan tidak terbukti membuat perilaku mental terganggu. 

  • Peningkatan jumlah nyamuk

Rumor mengenai meningkatnya jumlah nyamuk saat gerhana ternyata terbukti benar adanya. Berdasarkan sebuah penelitian, sebagian spesies nyamuk meningkat saat proses gerhana bulan terjadi, dan menurun ketika terjadi bulan purnama. Oleh karena itu, ada baiknya untuk mengantisipasi kedatangan nyamuk ketika ada prediksi terjadinya gerhana bulan.

  • Gerhana bulan menyebabkan air laut pasang surut

Pasang surut air laut terjadi lebih besar dibandingkan sebelumnya. Namun demikian, batas ketinggian dari air masih batas wajar, sehingga tidak menyebabkan bencana seperti tsunami. Gerhana bulan ini juga tidak memengaruhi perubahan iklim. 

  • Gerhana bulan tak selalu berwarna merah

Gerhana bulan total kerap disebut super blood moon karena sinarnya berwarna merah darah. Namun faktanya, gerhana bulan tak selamanya berwarna merah. Kondisi warna merah itu tergantung pada kualitas udara lokasi pengamatan. Warna merah darah akan muncul ketika udara bersih dan minim polusi. 

Namun, ketika polusi tinggi, bayangan gerhana akan berwarna jingga adn bintang-bintang akan redup. 

Baca juga: Lapisan Atmosfer: Pengertian, Komposisi, dan Urutannya

Mitos Gerhana Bulan dari Berbagai Negara

Selain rumor-rumor, ada pula kepercayaan-kepercayaan atau mitos yang mengaitkan dengan fenomena gerhana bulan. Mitos-mitos di setiap negara terkait dengan gerhana bulan juga berbeda-beda. Misalnya: 

  • China

Di China, masyarakat meyakini bahwa ketika terjadi gerhana bulan total dan menunjukkan warna merah darah terjadi karena ada seekor naga yang haus akan darah. Sebagian masyarakat memercayai bahwa naga itu akan turun ke bumi untuk memangsa manusia.

Selain itu, masyarakat China juga percaya bahwa gerhana bulan terjadi karena matahari ditelan oleh naga. 

  • Yunani Kuno

Pada masyarakat Yunani Kuno memercayai bahwa gerhana bulan ini merupakan pertanda sebuah bencana. 

Mereka percaya bahwa gerhana bulan itu penyebabnya adalah karena para dewa yang sedang marah karena warnanya yang terkesan suram dan mencekam. 

  • Meksiko, India, Indonesia

Masyarakat tiga negara itu mempunyai kepercayaan terkait gerhana bulan yang menyatakan bahwa gerhana bulan berbahaya untuk ibu hamil. 

Oleh sebab itu, ketika sedang terjadi gerhana bulan jangan sampai ibu hamil keluar rumah. Bahkan, ibu hamil diminta memegang gunting ketika gerhana bulan terjadi yang konon akan menjauhkan dari kesialan. 

  • Suku Hupa

Suku Hupa memercayai bahwa bulan mempunyai peliharaan hewan berjumlah 20. Ketika hewan peliharaan itu tidak diberi makan, maka terjadilah gerhana.

  • Suku Luiseno

Suku Luiseno meyakini bahwa gerhana bulan merupakan kondisi ketika bulan sedang tidak sehat alias sakit. Dan untuk mengobatinya suku luiseno melakukan ritual berupa bernyanyi. 

  • Suku Inca

Suku Inca memiliki kepercayaan yang nyaris sama dengan masyarakat China. Jika di China bulan dimana oleh Naga, maka Suku Inca meyakini bahwa gerhana bulan terjadi karena seekor jaguar memakan bulan. Warna merah yang muncul itu dianggap sebagai darah milik bulan. 

  • Suku Batammaliba

Suku Batamamaliba percaya bahwa terjadinya gerhana bulan karena bulan dan matahari sedang tidak akur alias sedang bertengkar. Ketika terjadi gerhana, suku ini lantas melakukan ritual yang bisa mendamaikan keduanya. 

  • Bangsa Viking

Bangsa Viking percaya bahwa gerhana bulan ini merupakan pertanda kedatangan iblis. Agar menghindarkan kedatangan iblis, bangsa Viking biasanya melakukan ritual dengan cara berkumpul dan membunyikan panci dan wajan selama proses gerhana terjadi.

Demikianlah penjelasan mengenai proses terjadinya gerhana bulan beserta dengan tiga jenisnya. 

Fenomena gerhana ini dijelaskan di dalam kurikulum mata pelajaran Geografi. 

Mata pelajaran Geografi di Sampoerna Academy bisa dipilih oleh siswa yang memang memiliki minat di bidang itu. Karena memang di Sampoerna Academy sangat mendukung minat dan pengembangan pribadi bagi sang anak. 

Dengan demikian, Kurikulum yang diajarkan di Sampoerna Academy akan lebih efektif untuk mempersiapkan siswa memasuki ujian nasional dan juga Cambridge IGCSE Subject Exams. 

Referensi

Ditpsd.kemendigbud.go.id – Proses terjadinya gerhana bulan