Mei 4, 2020

Bagaimana Sampoerna Academy Pastikan Keberhasilan Sekolah Virtual

Bagaimana Sampoerna Academy Pastikan Keberhasilan Sekolah Virtual

[vc_row][vc_column][vc_column_text]Pandemi yang berlangsung saat ini telah mempengaruhi setiap aspek kehidupan kita. Pendidikan juga termasuk di antaranya. Terkait pandemi, Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia telah mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk memastikan kesehatan dan keamanan setiap siswa dan guru. Salah satunya ialah pembelajaran daring yang harus diterapkan oleh sekolah-sekolah di seluruh nusantara untuk menurunkan risiko penularan virus karena pertemuan tatap muka.

“Sampoerna Academy sepenuhnya mendukung arahan dari kementerian dengan memulai sekolah virtual sejak akhir Maret 2020. Untuk memastikan proses belajar berjalan lancar selama proses sekolah virtual, kami secara ketat memantau dan memfokuskan pada tiga aspek: infrastruktur, pendekatan untuk melibatkan siswa, dan dukungan penuh dari para orang tua siswa,” ucap Dr. Mustafa Guvercin (Direktur Sampoerna Academy).

Infrastruktur Pembelajaran Virtual

“Infrastruktur sangat penting bagi pembelajaran virtual karena infrastruktur tersebut digunakan untuk mengukur dan meningkatkan proses pembelajaran virtual,” imbuhnya. Dengan menggunakan sistem pemantauan yang canggih dan telah diterapkan pihak sekolah; tingkat kehadiran siswa tercatat tinggi (88,9%). Hal ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan seiring berjalannya waktu.

Tolok ukur keberhasilan virtual school kami, ungkap Dr. Guvercin, ialah jumlah sesi daring selama sebulan terakhir yang mencapai 4.351 kelas. “Sekolah kami akan senantiasa berupaya untuk berkomunikasi melalui sesi daring untuk memastikan konektivitas dan interaksi para siswa meskipun telah dilaksanakan melalui sekolah virtual,” katanya.

Sistem sekolah juga menunjukkan bahwa Sampoerna Academy mencapai proses pembelajaran berkualitas tinggi dengan mengukur jumlah penyerahan tugas dan pengiriman hasil belajar. Di saat yang sama, tingkat partisipasi kelas virtual sangat tinggi, yang ditunjukkan dengan persentase siswa yang meninggalkan kelas sebelum usai yang amat rendah (0,71%).

Metode STEAM Saat Virtual

Sementara itu, Dr. Guvercin menyebutkan bahwa metode STEAM selalu diterapkan pada sekolah virtual. “Metode ini membantu anak-anak teta fokus dan terlibat selama sesi,” tuturnya.

Metode STEAM ialah pendekatan pendidikan berbasis keingintahuan, yang mendorong anak untuk mengumpulkan dan menggunakan bukti sehingga mereka bisa menciptakan pengetahuan atau memecahkan masalah-masalah di dalam kehidupan nyata dengan menciptakan hubungan antara subjek-subjek yang berbeda (Sains, Teknologi, Teknik, Seni, dan Matematika).

Para orang tua dari siswa Sampoerna Academy juga menanggap secara positif terhadap sekolah virtual. Dr. Guvercin menyebutkan bahwa berdasarkan masukan dari orang tua yang dikumpulkan melalui sebuah survei daring terbaru terkait Virtual School juga menunjukkan tingkat kepuasan yang meggembirakan di antara kalangan orang tua.

“Sebanyak 81 persen (81%) dari para orang tua berpendapat bahwa kelas daring ini cukup atau bahkan lebih dari cukup. Para guru kami juga menerima tanggapan positif dari kalangan orang tua pada masa Sekolah Virtual (Virtual Schooling) (97%),” pungkas Dr. Guvercin. (*/)[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]