Pada dasarnya, manusia memiliki keunggulan dalam tiga hal: kemampuan merasakan objek konkret, memahami konsep yang dapat dirasakan, dan mengerjakan konsep abstrak. Kita harus bersyukur karena dapat merasakan dan memiliki semua panca indera dengan sempurna.
Neurosains telah menemukan bahwa masing-masing hal tersebut cenderung mengaktifkan bagian otak yang berbeda. Namun, bagaimana dengan orang buta yang tidak pernah melihat warna? Apakah otak mereka memproses konsep warna secara berbeda? Sebuah studi terbaru memberikan penjelasannya.
Cara Tunanetra Mengenal Warna
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan tunanetra untuk mengenal warna. Salah satunya adalah dengan menggunakan indra peraba. Tunanetra dapat menyentuh benda-benda berwarna untuk merasakan perbedaan teksturnya. Misalnya, mereka dapat menyentuh apel berwarna merah untuk merasakan teksturnya yang halus dan licin.
Cara lain yang dapat dilakukan tunanetra untuk mengenal warna adalah dengan menggunakan indra pendengaran. Tunanetra dapat mendengarkan suara benda-benda berwarna. Misalnya, mereka dapat mendengarkan suara apel berwarna merah yang diiris.
Selain indra peraba dan pendengaran, tunanetra juga dapat menggunakan indra penciuman dan pengecapan untuk mengenal warna. Misalnya, mereka dapat mencium aroma bunga berwarna merah, atau merasakan rasa buah jeruk yang berwarna jingga.
Penelitian Mengenai Cara Tunanetra Mengenal Warna
Para peneliti telah melakukan berbagai penelitian untuk memahami cara tunanetra mengenal warna. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari University of California, San Francisco, menemukan bahwa tunanetra menggunakan bagian otak yang berbeda untuk memproses informasi warna daripada orang yang dapat melihat.
Penelitian tersebut menemukan bahwa orang yang dapat melihat memproses informasi warna di bagian depan otak, yang disebut korteks oksipital. Sementara itu, tunanetra memproses informasi warna di bagian belakang otak, yang disebut korteks parietal.
Penelitian tersebut juga menemukan bahwa tunanetra dapat mengenali warna dengan lebih baik jika mereka dibantu dengan informasi dari indra lain, seperti indra peraba atau pendengaran.
Para peneliti telah mempelajari bagaimana otak memproses konsep abstrak dan konkret. Mereka menemukan bahwa kedua jenis konsep tersebut mengaktifkan bagian otak yang berbeda, tetapi ada satu bagian otak yang bekerja lebih keras untuk keduanya, yaitu lobus temporal anterior kiri (ATL).
Konsep Anterior Temporal Lobe (ATL)
Ketika kita memikirkan konsep abstrak, ATL membantu kita untuk menginterpretasikan dan memahami kata-kata. Misalnya, ketika kita mendengar kata “cinta”, ATL membantu kita untuk memahami arti kata tersebut dan membangkitkan emosi cinta dalam diri kita.
Ketika kita memikirkan konsep konkret, ATL membantu kita untuk menghubungkan kata-kata dengan pengalaman dunia nyata. Misalnya, ketika kita mendengar kata “apel”, ATL membantu kita untuk mengingat bagaimana bentuk, tekstur, dan rasa apel.
Penelitian telah menemukan bahwa ATL lebih aktif pada orang yang memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik. Hal ini menunjukkan bahwa ATL memainkan peran penting dalam kemampuan kita untuk memahami dan menggunakan bahasa.
Cara Mengaktifkan Anterior Temporal Lobe (ATL) pada Manusia
Anterior temporal lobe (ATL) adalah bagian otak yang terletak di bagian depan lobus temporalis. ATL berperan penting dalam berbagai fungsi kognitif, termasuk pemrosesan bahasa, memori jangka panjang, dan juga memori otak manusia.
Bagaimana jika sesuatu yang kita lihat tetapi tidak dapat kita sentuh seperti warna? Cara terbaik untuk mengaktifkan anterior temporal lobe adalah dengan menghapus variabel seperti indra penglihatan dan melihat bagaimana otak merespon secara berbeda.
Sampoerna Academy
Sampoerna Academy menawarkan berbagai program yang bertujuan untuk mengembangkan soft skill dan hard skill para siswanya. Selain itu, sekolah menawarkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang dirancang untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan kreativitas, kepemimpinan, dan kerja tim mereka
Untuk mendukung pengembangan soft skill, Sampoerna Academy menerapkan kurikulum Social and Emotional Learning (SEL) yang membantu siswa memahami dan mengelola emosi mereka, mengembangkan hubungan yang positif, dan membuat keputusan yang bertanggung jawab.
Kami juga menawarkan berbagai program pendidikan kepemimpinan dan karakter yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan komunikasi siswa, serta rasa tanggung jawab sosial mereka.
Jika Moms tertarik untuk memberikan anak Anda pendidikan kelas dunia yang berfokus pada keunggulan akademik dan pengembangan keterampilan hidup yang penting, kami mengundang Moms untuk mempertimbangkan Sampoerna Academy.
Sekolah kami menawarkan berbagai program yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan lunak dan keras siswa kami, mempersiapkan mereka untuk sukses dalam karier dan kehidupan masa depan mereka.
Kunjungi situs web kami untuk informasi lebih lanjut tentang pendaftaran dan biaya sekolah. Jadilah bagian dari Sampoerna Academy yang akan membantu mereka meraih impian kuliah di luar negeri! Ikuti proses penerimaan siswa baru tahun ajaran 2023-2024 disini. Recruitment Team kami akan segera menghubungi untuk memberi informasi lebih detail.
Download Sampoerna Academy Booklet for Free!