Liberalisme adalah salah satu pandangan, paham, atau ideologi dalam filsafat ilmu politik dan moral. Sebenarnya, apa itu liberalisme? Simak penjelasan lengkap tentang ideologi liberalisme, sejarah, ciri-ciri, dan contohnya berikut ini!
Definisi Liberalisme
Liberalisme dan kata-kata sejenis lainnya seperti liberal, liberty, libertarian, dan libertine semuanya mempunyai akar sejarah ke bahasa Latin yang sama yaitu liber, yang berarti “bebas”. Memang, liberalisme adalah sebuah paham, ideologi, atau pandangan yang menghendaki adanya kebebasan.
Dalam KBBI, pengertian liberalisme adalah aliran ketatanegaraan dan ekonomi yang menghendaki demokrasi dan kebebasan pribadi untuk berusaha dan berniaga (pemerintah tidak boleh turut campur); usaha perjuangan menuju kebebasan.
Artinya, paham liberalisme adalah sebuah paham yang menuntut kebebasan individu untuk kemerdekaan pribadi, kebebasan tempat tinggal, hak menentang penindasan, hingga hak perlindungan pribadi serta hak milik. Artinya, paham ini memang akan berkembang baik dalam sistem demokrasi, meski juga kebebasan yang dimaksud di sini merupakan kebebasan yang dipertanggungjawabkan bukan semata-mata kebebasan yang tidak terbatas.
Lalu, bagaimana dengan sejarah paham liberalisme?
Sejarah Paham Liberalisme
Liberalisme, fenomena modern yang bermula pada abad ke-17, adalah reaksi terhadap penindasan oleh bangsawan dan agamawan selama feodalisme. Berkembang pesat pada abad ke-18 dan 19, khususnya di Prancis dan Inggris, liberalisme muncul sebagai perlawanan terhadap kekuasaan absolut raja, bangsawan, dan gereja.
Revolusi Perancis pada abad ke-18 memperkuat paham liberalisme, memicu tuntutan kemerdekaan dan kebebasan dari kesenjangan sosial yang mencolok. Dukungan meluas di Eropa, termasuk dengan keluarnya Piagam Magna Charta oleh Raja John di Inggris pada abad ke-19.
Pengaruhnya juga terasa di Amerika Utara, di mana pemisahan 13 koloni Inggris membantu pembentukan Amerika Serikat. Karya Adam Smith, “The Wealth of Nations,” membuka era larangan campur tangan pemerintah dalam ekonomi.
Secara keseluruhan, liberalisme lahir dari kelelahan masyarakat terhadap kekuasaan absolut, membawa perubahan menuju kebebasan individu dalam berbagai aspek kehidupan.
Ciri-Ciri Liberalisme
Ada beberapa ciri-ciri paham liberalisme yang bisa ditemukan dalam kehidupan, beberapa di antaranya:
- Setiap manusia punya kesempatan yang sama.
- Semua orang berhak mendapat perlakuan yang sama.
- Hukum diterapkan ke semua orang.
- Pemerintah ditentukan dengan persetujuan masyarakat.
- Negara hanya alat untuk mencapai tujuan.
Selain itu, ada beberapa ciri-ciri yang muncul dalam berbagai bidang dalam paham liberalisme.
- Di bidang politik, muncul demokratisasi.
- Di bidang sosial, ada kebebasan pendapat, kesempatan yang sama untuk semua orang dalam usaha, reformasi sosial, hingga perasaan egaliter.
- Dalam bidang seni dan budaya, ada kebebasan berekspresi, seperti dalam lukisan, drama, seni, musik, dan lain sebagainya.
- Dalam bidang ekonomi, muncul ekonomi pasar yang demokratis.
Contoh dan Penerapan Liberalisme
Globalisasi merupakan dampak dari penerapan liberalisme dalam kehidupan saat ini.
Dalam globalisasi ada pasar bebas, hiperliberasi individu, dan ada upaya mengurangi peran pemerintah di sektor ekonomi. Di Indonesia contohnya, liberalisme memang tak diterapkan dalam politik, tetapi diterapkan dalam bidang ekonomi.
Pengaruh terbesar justru tampak dari berkembangnya gaya hidup yang terus mengikuti zaman yang ada. Gaya hidup mewah dan kebebasan memilih kebutuhan adalah salah satu ciri-ciri liberalisme. Di negara-negara lain, liberalisme juga dijunjung tinggi, terutama di negara-negara seperti Jerman, Prancis, hingga Amerika Serikat.
Penerapan demokrasi jadi salah satu parameternya, membuat rakyat bebas berekspresi dan berpendapat. Selain itu, juga terlihat dari pasar demokratis di bidang ekonomi.
Kritik dan Dukungan Tentang Pandangan Liberalisme
Dalam sejarahnya, banyak pihak yang sudah memberikan dukungan maupun kritikan soal paham liberalisme ini. Salah satu paham yang paling menentang liberalisme adalah paham konservatisme, paham yang sangat mendukung nilai-nilai tradisional dan tak mendukung adanya modernisasi.
Selain itu, ada beberapa yang menganggap liberalisme dan sosialisme adalah paham yang sama, padahal mereka berbeda.
Banyak varian paham sosialisme yang kemudian membedakan diri dengan liberalisme dengan cara menentang kapitalisme, hierarki, hingga kepemilikan barang pribadi. Selain itu, ada pula pihak yang menganggap liberalisme sangat materialistis dan kurang akan nilai-nilai spiritual, dan individualisme bisa membuat perpecahan nasional.
Demikian penjelasan lengkap tentang definisi, sejarah, ciri-ciri, dan contoh liberalisme. Mengetahui serta memahami liberalisme yang ada di dunia ini tidak lepas dari mata pelajaran Sejarah. Di Sampoerna Academy, pembelajaran ini akan dibahas tuntas karena adanya fasilitas-fasilitas yang memadai dan menunjang perkembangan siswanya.