September 16, 2022

Pengertian Larutan Elektrolit, Jenis dan Perbedaan

larutan elektrolit

Berdasarkan daya hantar listrik, larutan terbagi menjadi dua jenis di antaranya adalah larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. Masing-masing dari jenis larutan ini tentu memiliki penjelasan tersendiri, untuk memahami keduanya diharuskan mengetahui terlebih dulu mengenai apa yang dimaksud dengan larutan, campuran homogen yang tercampur antara pelarut dan zat terlarut.

Tak perlu bingung mempelajari pembahasan mengenai larutan, hanya dengan melihatnya sudah bisa menyebut bahwa itu merupakan larutan. Contohnya seperti, campuran air dengan garam atau juga air dengan gula dan campuran air dengan zat lainnya. Setelah mengetahui apa itu larutan, selanjutnya pembahasan selanjutnya mengenai jenis larutan, elektrolit dan non-elektrolit.

Salah satu project yang gemar dipraktekan oleh siswa-siswi Sampoerna Academy adalah meneliti tentang larutan. Beberapa siswa juga meneliti kadar larutan dan diaplikasikan dalam penemuan tertentu. Yuk simak pembahasan dibawah ini dan semoga bermanfaat ya!

Pengertian

Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, di dalam larutan ini juga berisi molekul-molekul yang terurai atau terdisosiasi. Hingga menjadi partikel-partikel bermuatan listrik positif dan negatif, kedua partikel ini disebut dengan ion positif dan ion negatif. Ion positif yang muncul dinamakan sebagai kation, sementara ion negatif dinamakan dengan anion.

Seluruh jumlah dari dari muatan ion positif dan negatif adalah sama, sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral. Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena adanya perubahan kimia pada larutan ditandai dengan perubahan warna dan munculnya gelembung gas serta adanya endapan. Apabila ada pengujian menggunakan alat uji larutan bisa menyalakan lampu.

Berdasarkan proses pembentukan ion, jenis elektrolit adalah terbagi ke dalam dua jenis yakni elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Elektrolit kuat adalah jenis elektrolit yang mampu terurai dengan sempurna menjadi ion. Pengertian lainnya disebut mengalami ionisasi sepenuhnya dalam larutan air atau dalam keadaan lebur.

Karena larutan ini bisa menghantarkan listrik paling baik merupakan larutan yang masuk dalam kelompok elektrolit kuat. Larutan ini menjadi yang sepenuhnya terionisasi membentuk ion bebas saat dilarutkan, kemudian tidak ada molekul netral yang terbentuk dalam larutan. Jika muncul banyak ion bebas dalam suatu elektrolit semakin besar kapasitasnya membawa arus listrik.

Kemudian elektrolit lemah merupakan elektrolit yang terurai dengan tidak sempurna menjadi ion, mengalami ionisasi sebagian sehingga jumlah zat yang terurai menjadi ion tidak banyak dan termasuk ke dalam jenis penghantar listrik yang buruk. Biasanya hanya sebagian terionisasi dalam air bisa satu persen sampai 10 persen, elektrolit lemah tidak seefisien elektrolit kuat.

Beberapa zat yang termasuk ke dalam jenis elektrolit lemah seperti asam lemah dan basa lemah, yang secara umum merupakan senyawa kovalen. Hal ini tak lepas karena beberapa molekul netral yang muncul dalam larutan, sehingga membuat elektrolit menjadi lemah. Karena alasan ini pula elektrolit lemah menjadi penghantar arus listrik yang buruk.

Larutan Non Elektrolit

Larutan non elektrolit adalah kebalikan dari elektrolit, jenis larutan yang tidak bisa menghantarkan listrik. Disebabkan adanya zat-zat yang sudah dilarutkan tidak menghasilkan ion atau tidak mengalami ionisasi sama sekali. Beberapa contoh dari larutan non-elektrolit adalah etil alkohol atau etanol karena tidak terionisasi saat dilarutkan di dalam air.

Jenis larutan non-elektrolit tidak menghasilkan ion-ion yang bergerak besar sehingga tidak bisa dipakai untuk menghantarkan listrik. Berbeda dengan elektrolit, baik lemah maupun kuat memiliki ion-ion yang bebas dalam bergerak. Meskipun elektrolit lemah tidak menghasilkan ion sebanyak elektrolit kuat yang dapat membuat lampu menyala.

Jenis-jenis Elektrolit dan Non Elektrolit

larutan elektrolit

Elektrolit Kuat

Jenis elektrolit kuat merupakan larutan yang semua molekulnya terurai menjadi ion-ion atau dengan kata lain terionisasi dengan sempurna. Karena banyaknya ion-ion penghantar listrik yang bisa terbentuk, sehingga daya hantarnya juga kuat. Pada umumnya larutan yang kuat adalah garam, berikut beberapa ciri larutan kuat.

  • Penghantar arus listrik kuat atau baik.
  • Dapat terionisasi dengan sempurna.
  • Memiliki tetapan atau derajat ionisasi (a) a = 1
  • Elektrolit kuat bisa menyalakan lampu dengan terang.

Beberapa contoh elektrolit di antaranya garam, asam kuat dan basa kuat, sementara itu reaksi penguraian elektrolit ditulis dengan tanda anak panah tunggal ke arah kanan. Contoh reaksi elektrolit kuat adalah NaCL (aq) – Na+ (aq) + Cl- (aq), H2SO4 – 2 H+ (aq) + SO4 2 – (aq) dan NaOH (aq) – Na+ (aq) + OH-(aq).

Elektrolit Lemah

Elektrolit lemah adalah larutan yang tidak semua molekul dapat terionisasi dengan sempurna, hanya ada sedikit ion-ion yang bisa menghantarkan listrik. Beberapa ciri dari larutan lemah di antaranya adalah penghantar listrik kurang baik atau lemah, hanya terionisasi lemah, tetapan atau derajat ionisasi (a) 0 kurang dari a kurang dari 1, jika diuji lampu nyala lemah.

Contoh larutan lemah adalah asam lemah termasuk di dalamnya adalah HCN, H3PO4, CH3COOH dan C203, lalu basa lemah seperti NH4OH, AI (OH3) dan Fe (OH)3. Perlu dipahami dengan benar perbedaan yang mencolok dari adanya elektrolit kuat dan elektrolit yang lemah.

Larutan Non Elektrolit

Larutan non elektrolit merupakan larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, larutan-larutan non-elektrolit terdiri atas zat-zat yang dapat terlarut dalam air. Hal ini dikarenakan tidak terurai menjadi ion atau tidak terionisasi. Diketahui bahwa dalam larutan, zat non-elektrolit tetap berupa molekul yang tidak bermuatan listrik, ini karena larutan tidak bisa menghantarkan arus listrik.

Beberapa ciri yang dapat dilihat untuk menentukan larutan tersebut termasuk dalam larutan non-elektrolit di antaranya adalah yang pertama adalah tidak terionisasi, tidak bisa menghantarkan arus listrik atau disebut dengan isolator, kemudian tetapan atau derajat ionisasi (a) a = 0 dan jika diuji tidak dapat menyalakan lampu atau membuat gelembung gas.

Contoh larutan non-elektrolit di antaranya adalah urea, glukosa, sukrosa dan etanol beberapa jenis larutan ini tidak menghasilkan ion-ion yang bergerak bebas. Sehingga tidak adanya kekuatan untuk menghantarkan listrik, sementara pada elektrolit kuat maupun lemah memiliki ion-ion dengan kemampuan bergerak bebas.

Baca juga: Hibridisasi Kimia: Arti, Teori, Jenis, dan Proses Terjadinya

Contoh Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

larutan elektrolit

Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik di antaranya seperti larutan amonia, larutan HCL, larutan cuka, air aki, air laut, air kapur dan larutan H2S. Selanjutnya meskipun beberapa larutan tidak bisa membuat lampu menyala dan membuat gelembung gas, sehingga tetap tergolong sebagai elektrolit. 

Sementara larutan yang tidak menghantarkan arus listrik berupa larutan urea, larutan alkohol dan larutan glukosa. Dalam pengujian, beberapa jenis larutan ini diketahui tidak dapat membuat lampu menyala dan tidak dapat membuat gelembung gas. Eektrolit yang memberi gejala berupa lampu menyala dan tidak, meskipun semuanya menimbulkan gejala hantaran listrik.

Elektrolit yang memberi gejala berupa lampu menyala dan membentuk gas disebut elektrolit kuat, contohnya seperti air aki, HACL, air laut dan air kapur. Kemudian elektrolit yang tidak memberi gejala pada lampu dan membentuk gelembung gas termasuk ke dalam elektrolit lemah. Contohnya seperti larutan amonia, larutan cuka dan larutan H2S.

Perbedaan Elektrolit dan Non Elektrolit

Perbedaan utama dari kedua larutan ini adalah terletak pada kemampuan larutan dalam menghantarkan arus listrik. Meski begitu, masih ada perbedaan lain yang menjadi tolok ukur membedakan kedua jenis larutan ini. Berikut perbedaan lain Elektrolit dan non-elektrolit selain karena kemampuan menghantarkan listrik.

  • Elektrolit memiliki derajat ionisasi antara 0 hingga 1, sementara derajat ionisasi larutan non elektrolit adalah 0 alias tidak ada.
  • Elektrolit bisa menyalakan lampu ketika dilakukan uji coba, sementara lampu larutan non-elektrolit tidak dapat dipakai untuk menyalakan lampu.
  • Elektrolit dapat menghasilkan gelembung gas, baik dalam jumlah banyak maupun sedikit sementara non-elektrolit sama sekali tidak bisa menghasilkan.

Demikian penjelasan mengenai larutan elektrolit, mulai dari pengertian, jenis, contoh dan perbedaan yang ada. Sampoerna Academy mengajak siswa-siswi memahami bagaimana tanggung jawab terhadap pribadi dan pengembangan keterampilan interpersonal. Sambil menerapkan metode belajar dengan praktek di dalam semua kelas.

Sampoerna Academy juga memiliki fasilitas lengkap dalam pembelajaran siswa-siswi, bersama para guru berkualitas internasional. Tenaga pengajar Sampoerna Academy akan memfasilitasi pembelajaran lewat kerja kelompok dan skenario pembelajaran kehidupan nyata. Demi melahirkan lulusan yang dapat bersaing secara nasional serta internasional.

Untuk informasi lebih lanjut terkait pendaftaran, kurikulum, kunjungan, dan informasi seputar Sampoerna Academy silakan mengisi data di bawah ini. Team kami akan segera menghubungi. Terima kasih.

[formidable id=7]

Referensi
Wikipedia