Jamur, alga dan bakteri merupakan beberapa jenis makhluk hidup yang memiliki kemampuan istimewa. Pertahanan hidup ketiga jenis tumbuhan ini adalah dengan kemampuan menggunakan spora. Spora adalah sel dari bagian reproduksi yang fungsinya sebagian besar berpengaruh dalam proses berkembang biak dan menjadikannya sebagai agen reproduksi vegetatif.
Spora memiliki bentuk yang tidak wajar namun terbilang unik, yakni bulat seperti kapsul dengan di dalamnya berisikan selubung sporangium. Kapsul ini dinamakan sporangia, fungsi dari bagian ini adalah memberi perlindungan terhadap materi genetik yang terdapat di dalamnya sekaligus sebagai cadangan makanan untuk spora itu sendiri.
Pengertian Spora
Jika melihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diketahui bahwa apa itu spora salah satu alat perbanyakan yang di dalamnya terdapat beberapa sel dari yang dihasilkan dengan berbagai cara pada tumbuhan rendah. Jenis tumbuhan non vaskuler menjadi tumbuhan yang memakai spora sebagai alat reproduksi atau berkembang biak.
Beberapa di antaranya seperti alga, jamur, lumut dan paku dalam proses perkembangbiakkan menggunakan spora. Menjadi bagian penting dalam tumbuhan paku, mengingat fungsinya sebagai alat untuk berkembang biak, bagian penting dengan adanya pergantian sel rusak dan kemunculan sel baru dinamakan sebagai proses regenerasi.
Munculnya spora atau dibentuknya spora melalui sebuah kotak spora disebut dengan sporangium, tidak hanya ada satu. Namun terdapat sejumlah hingga membuat menjadi kelompok dan kumpulan ini kemudian membentuk sorus yang letaknya berada di bawah permukaan daun. Spora bisa disebut sebagai tahap berkembang biak generatif yang terjadi pada tumbuhan paku.
Bentuk Spora
Terdapat berbagai macam bentuk spora yang ada pada tumbuhan, namun pada umumnya dan sebagian besar memiliki bentuk cenderung elips atau bilateral. Selain itu ada pula yang berbentuk isobilateral dan tetrahedral, karena memang ukuran dari bentuk spora pada tumbuhan berbeda-beda antara spesies satu dengan yang lainnya.
Ukuran spora termasuk kecil ukurannya hanya kurang dari 10 mikrometer, sementara itu ukuran yang tergolong ukuran sedang adalah 25-50 mikrometer. Dan ukuran besar 50-100 mikrometer, untuk ukuran 100 mikrometer ke atas hingga mencapai 200 mikrometer termasuk ukuran yang sangat besar bahkan spora dengan ukuran lebih dari 200 mikrometer tergolong sebagai raksasa.
Jenis Spora
-
Berdasarkan Fungsi
Diaspora, merupakan spora yang fungsinya menjadi alat penyebaran tumbuhan berpembuluh non biji. Jenis spora ini ada pada tumbuhan lumut, fungsi dan lain sebagainya.
Endospora, adalah contoh spora dengan struktur dorman terkait lambatnya perkembangan dalam sementara waktu maka jenis inilah spora tersebut, terbentuk di dalam sel.
Eksospora, jenis spora yang muncul karena adanya bakteri tertentu yang berfungsi sebagai alat dalam mempertahankan diri di cuaca ekstrim.
Klamidospora, spora yang fungsinya sebagai alat pertahanan diri dalam hidup namun hanya dapat dihasilkan oleh jenis tumbuhan tertentu.
Zigospora, merupakan jenis spora yang berfungsi sebagai alat persebaran haploid atau individu yang memiliki jumlah genom sel normal yang dihasilkan fungi. Cirinya memiliki dinding tebal untuk konidium.
-
Berdasarkan Pembentukan
– Meiospora
Merupakan jenis spora yang mampu melahirkan meiosis, jenis yang satu ini mampu menumbuhkan organisme haploid seperti tumbuhan lumut dan paku air. Kemudian menghasilkan spermatozoid dan sel telur.
– Mitospora
Mitospora adalah jenis spora yang menghasilkan mitosis, spora yang termasuk dalam jenis ini bisa membuat dirinya menghasilkan protalus di usia dewasa. Setelah itu membentuk protalium, beberapa jenis tumbuhan yang dapat melakukan ini adalah tanaman paku dan fungi.
Baca juga: Pengertian Tumbuhan Gymnospermae: Contoh dan Manfaat
Struktur Spora
-
Lapisan Luar (Eksin)
Dibedakan berdasar ukuran, bentuk dan susunan dari ornamentasi terdapat pada lapisan luar atau eksin, contoh tumbuhan spora pada spesies dengan tipe ornamentasi eksin psilate atau asplenium robustum. Bisa dilihat dari seluruh permukaan yang halus, rata dan sedikit licin. Selain itu juga ada daerah yang terbuka dan tipis dinamakan dengan apertura.
Apertura berperan sebagai zona germinasi dengan fungsi organ pengatur mekanisme volume dari cairan sel. Bagian ini secara khusus memiliki sebuah sporoderm yang lebih tipis ketimbang bagian lain dan struktur yang terdapat di dalamnya berbeda. Jika dilihat dari bentuk, maka bagian ini terbagi menjadi dua tunggal dan majemuk.
-
Lapisan Dalam (Inti)
Memiliki struktur utama yang mampu membuat spora menjadi aktif dalam terjadinya proses berkembang biak pada tanaman, hal ini terjadi dalam tanaman paku, jamur dan lainnya. Lapisan ini juga memiliki protein yang dimanfaatkan untuk menahan adanya reaksi kimia dan enzimatik terhadap spora tersebut.
-
Korteks dan Dinding
Struktur korteks berfungsi sebagai pelindung tumbuhan dari adanya dehidrasi dan antisipasi cuaca dengan suhu ekstrim atau tinggi di lingkungan tanaman berada. Sementara dinding juga merupakan bagian pelindung dari inti pusat, khususnya dari bahan-bahan kimia yang dampaknya buruk dan bisa merusak tanaman.
-
Korestasi Pusat Spora
Bagian lain yang terdapat di dalam inti spora adalah korestasi pusat, bagian ini terdiri dari beberapa komponen struktural yang berupa DNA, RNA meski jumlahnya kecil, kemudian sebanyak 40 persen asam dipicolinic atau DPA dan yang lainnya.
Tumbuhan Penghasil Spora
-
Tumbuhan Paku
Termasuk ke dalam jenis tumbuhan tingkat rendah, walau memiliki kormus dan sistem pembuluh namun tidak membuat tumbuhan paku bisa menghasilkan biji. Spora menjadi pilihan, mau tidak mau tumbuhan ini hanya bisa berkembang biak dengan menggunakan spora. Tumbuhan ini sebenarnya memiliki dua bagian utama, organ vegetatif dan generatif.
Tumbuhan paku memiliki keunikan tersendiri, hal ini terdapat pada kemampuannya dalam menghasilkan generasi gametofit dan sporofit yang independen. Jenis sporofit pada tumbuhan paku adalah polypodiaceae seperti variasi pada karakter dalam letak sorus, bentuknya, struktur indusium, reseptakel, bentuk spora hingga permukaan rhizome dan bentuk daun.
Daun tumbuhan paku yang dapat menghasilkan spora disebut daun yang troposporofil, disebut demikian karena jenis daun ini selain membuat spora juga bisa melakukan proses fotosintesis. Meskipun terkesan sebagai tumbuhan liar, namun banyak manfaat yang bisa diambil dan digunakan dari tumbuhan paku.
Sebagian besar tumbuhan paku dapat hidup di kawasan dengan tingkat kelembaban tinggi, seperti hutan yang berada di daratan tinggi. Faktor yang membuat tumbuhan paku dapat hidup demikian adalah kebutuhan air yang sangat tinggi, kondisi yang juga sangat mempengaruhi kelangsungan hidup dari tumbuhan paku.
Di beberapa jenis spesies tumbuhan paku, asplenium kerap kali digunakan manusia karena manfaat yang dimiliki cukup banyak. Seperti menjadi tanaman hias, bahan pupuk hijau, bahan karangan bunga hingga merupakan salah satu tanaman penghasil oksigen yang tinggi. Tak heran mengapa jenis tumbuhan ini sangat berharga.
-
Tumbuhan Jamur
Merupakan jenis tumbuhan yang kerap kali ditemukan di lingkungan sekitar, bermanfaat untuk bahan pangan tetapi juga memiliki manfaat lain seperti dijadikan sebagai obat. Tumbuhan jamur merupakan salah satu jenis tumbuhan yang berkembang biakdengan spora adalah jamur. Tumbuhan ini sangat populer di kalangan masyarakat karena memang manfaat yang dimiliki.
Tak jarang banyak masyarakat yang memilih melakukan budidaya jamur untuk kemudian diperjualkan atau dikonsumsi sendiri. Meskipun tidak sembarang jenis tumbuhan jamur yang bisa dikonsumsi dari hasil budidaya, jenis jamur yang menggunakan spora dalam berkembangbiak adalah jamur tiram dengan warna spora putih, ungu, muda hingga keabu-abuan ungu.
Demikian penjelasan mengenai spora, mulai dari pengertian, bentuk, jenis, struktur hingga tumbuhan penghasil spora yang ada dan sangat mudah untuk ditemukan. Sampoerna Academy memberi fasilitas lengkap bagi para siswa yang akan meneliti berbagai macam tumbuhan penghasil spora yang ada dan mudah didapatkan.
Sesuai dengan kurikulum internasional yang diterapkan Sampoerna Academy, membuat para siswa dari tingkat dasar ke jenjang yang lebih tinggi memiliki kesempatan dalam meneliti spora. Para siswa tidak hanya dibekali dengan ilmu pengetahuan dan teori di dalam kelas, tetapi juga akan diajak langsung menguji dan menganalisis lewat praktek langsung di lapangan.
Referensi
Kompas.com – Spora adalah