Februari 12, 2024

Konflik Sosial: Arti, Faktor, Akibat, dan Cara Menanganinya

konflik sosial

Dalam kehidupan sosial bermasyarakat, kadang muncul konflik yang terjadi antara individu maupun kelompok. Konflik sosial ini menjadi salah satu fenomena sosial yang tak bisa dilepaskan dari masyarakat.

Namun sebenarnya, apa pengertiannya, apa faktor penyebab konflik sosial, dan bagaimana contoh konflik sosial? Simak selengkapnya dalam pengertian konflik sosial berikut ini!

 

Pengertian Konflik Sosial

 

konflik sosial

 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konflik berarti percekcokan; perselisihan; pertentangan. Sedangkan sosial artinya berkenaan dengan masyarakat. Jadi, secara singkat, konflik sosial adalah sebuah perselisihan yang terjadi di masyarakat. Dalam konflik ini, ada pertentangan antar anggota masyarakat yang bersifat menyeluruh dalam kehidupan.

Jika ditelaah lebih dalam, kata konflik berasal dari kata kerja dalam Bahasa Latin, “configere” yang berarti saling memukul. Sedangkan saat dilihat secara sosiologi, konflik adalah suatu proses sosial antara dua orang atau lebih, dengan salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya.

Suatu konflik sosial akan berkembang menjadi kekerasan apabila upaya-upaya dalam pengelolaan konflik tersebut tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh pihak yang berkaitan. Para ahli punya pendapat mereka sendiri soal pengertian konflik ini.

Taquiri dan Davis berpendapat bahwa konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang terjadi di dalam berbagai keadaan, ini merupakan akibat dari bangkitnya ketidaksetujuan, kontroversi, dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih secara terus-menerus.

Di lain pihak, Robbins berujar bahwa konflik merupakan proses sosial di masyarakat yang terjadi antara pihak yang punya kepentingan berbeda untuk saling memberikan dampak negatif. Dalam hal ini berarti pihak-pihak yang berbeda tersebut senantiasa memberikan perlawanan.

Sedangkan Lewis A. Coser berpendapat konflik merupakan perjuangan nilai atau tuntutan atas status dan jadi bagian dari masyarakat yang akan selalu ada. Jika ada masyarakat, maka akan ada konflik.

Alabaness punya pendapat lain dengan mengatakan konflik merupakan keadaan masyarakat yang mengalami kerusakan keteraturan sosial, dimulai dari individu atau kelompok yang tidak setuju dengan pendapat dari pihak lain, hal ini mendorong adanya perubahan sikap, perilaku, dan tindakan atas dasar ketidaksetujuan tersebut.

Terakhir, Soerjono Soekanto mengatakan bahwa konflik merupakan keadaan pertentangan antara dua pihak untuk berusaha memenuhi tujuan, caranya dengan menentang pihak lawan.

Contoh konflik sosial adalah misal terjadinya konflik antara tetangga yang memiliki latar kebudayaan berbeda, dan tak bisa menemukan titik tengah soal nilai-nilai yang mereka anut, sehingga terjadi ketegangan.

 

Baca juga: Pengertian Lembaga Sosial, Fungsi, Ciri-ciri, dan Contohnya

 

Faktor Penyebab Konflik Sosial

Ada beberapa faktor penyebab konflik ini, di antaranya:

  • Perbedaan Individu

Perbedaan pendirian, perasaan, dan pendapat di antara individu bisa membuat konflik karena tak ada kesamaan yang pasti antara satu orang dengan orang lain. Perasaan benci dan marah bisa muncul dari perbedaan ini, yang menimbulkan konflik.

  • Perbedaan Kebudayaan

Pola-pola kebudayaan menjadi salah satu latar belakang pembentukan serta perkembangan kepribadian seseorang. Hal ini sedikit banyak akan berpengaruh terhadap kepribadian seseorang, yang artinya orang dari beda kebudayaan akan memiliki tata sikap dan perilaku sosial yang berbeda.

Jika tak ada titik temu dalam perbedaan itu, maka akan terjadi konflik ini. Kebudayaan ini bisa jadi kebudayaan masyarakat, atau bahkan kebudayaan keluarga yang berbeda satu sama lain.

  • Perbedaan Kepentingan

Kepentingan yang berbeda antara individu maupun kelompok bisa menjadi sumber konflik. Perbedaan kepentingan ini bisa terjadi dalam hal kepentingan ekonomi, politik, dan lain sebagainya.

  • Perubahan Sosial yang Terlalu Cepat

Perubahan sosial yang berlangsung secara cepat serta mendadak akan membuat tatanan kehidupan masyarakat kacau dan membuat guncangan di masyarakat. Nilai-nilai yang ada dalam masyarakat bisa berubah dengan cepat, membuat muncul golongan-golongan yang berbeda pendiriannya dan terjadilah konflik.

  • Kurangnya Keharmonisan

Kurangnya keharmonisan dalam hal interaksi sosial juga bisa jadi faktor penyebab konflik sosial. Lalu, apa saja dampak konflik ini di masyarakat?

 

Dampak Konflik Sosial

 

konflik sosial

 

Konflik sosial memiliki banyak dampak, termasuk dampak negatif dan juga dampak positif.

Dampak Negatif

  • Bisa merusak integrasi sosial masyarakat.
  • Bisa menjadi penyebab trauma sosial dan psikologis.
  • Kehidupan masyarakat jadi tidak harmonis.
  • Bisa menimbulkan kerusakan harta benda.
  • Bisa menimbulkan rasa dendam.

Dampak Positif

  • Memperjelas aspek kehidupan yang masih belum tuntas di masyarakat.
  • Menimbulkan penyesuaian kembali nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
  • Mendorong solidaritas di antara anggota kelompok yang ada.
  • Mengurangi rasa ketergantungan terhadap individu dan kelompok.
  • Memunculkan kompromi baru yang dikenal dengan nama akomodasi.
  • Integrasi sosial lebih kuat.

 

Cara Menangani Konflik Sosial

Ada beberapa cara untuk menangani konflik ini, berikut ini beberapa di antaranya:

  1. Paksaan

Paksaan dilakukan dengan cara memaksa dan menekan pihak lain agar menyerah. Paksaan atau coercion membuat salah satu pihak dalam konflik berada dalam keadaan yang lemah dibandingkan dengan pihak lawan.

Karena salah satu pihak harus mengalah dan menyerah secara terpaksa, cara ini sering kurang efektif.

  1. Kompromi

Kompromi dilakukan dengan pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya, hal in bertujuan untuk mencapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.

  1. Arbitrasi

Cara dilakukan dengan adanya pihak ketiga, yang mendengarkan keluhan kedua pihak. Pihak ketiga ini berfungsi sebagai “hakim” yang mencari pemecahan masalah dan pemecahan tersebut sifatnya mengikat.

  1. Penengahan

Dalam cara ini, mediator diundang untuk menengahi sengketa. Mediator bertugas membantu mengumpulkan fakta, menjalin komunikasi yang terputus, menjernihkan dan memperjelas masalah, serta melapangkan jalan untuk pemecahan masalah yang ada

  1. Konsiliasi

Dalam cara ini, keinginan- keinginan dari pihak-pihak yang berselisih dipertemukan, demi tercapainya suatu persetujuan bersama.

 

Klasifikasi Konflik Sosial

Konflik ini dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, berdasarkan sifatnya serta berdasarkan posisi pelaku konflik.

Jenis berdasarkan sifatnya:

  1. Konflik destruktif, konflik yang justru menghancurkan masyarakat di dalamnya.
  2. Konflik konstruktif, konflik yang kemudian menghasilkan suatu perbaikan.

Jenis berdasarkan pelaku:

  1. Konflik vertikal, dengan adanya hierarki antara pelaku konflik.
  2. Konflik horizontal, pelaku konflik punya kedudukan relatif sama.
  3. Konflik diagonal, konflik karena ketidakadilan alokasi dalam masyarakat.

Demikian penjelasan lengkap soal arti, faktor penyebab, dampak, dan cara menangani konflik sosial. Untuk bisa menghadapi konflik yang ada, tentu diperlukan pembelajaran dengan praktik seperti yang diterapkan oleh Sampoerna Academy.

Bergabunglah dengan Sampoerna Academy, di mana para siswa tidak hanya akan mendapatkan pengetahuan akademik, tetapi juga akan mendapatkan kekuatan mental dan keterampilan kepemimpinan. Bersiaplah untuk menjadi pemimpin masa depan yang berdaya saing dan siap menghadapi tantangan masa depan dengan kepercayaan diri dan ketekunan yang telah teruji.

Sampoerna Academy adalah tempat bakat dan potensi siswa ditempa menjadi pemimpin masa depan yang tangguh dan visioner.

Informasi lebih lanjut terkait pendaftaranmetode pengajaran, dan fasilitas yang tersedia, silakan klik pada tautan yang dilampirkan. Jadwalkan kunjungan bersama putra/putri tercinta ke Sampoerna Academy terdekat.

Unlock your potential at Sampoerna Academy, where education meets opportunity.

 

Referensi